Wednesday, October 5, 2016

Trik Psikolog Agar Anak Tak 'Tertular' Ngomong Kasar seperti Teman Sebayanya



Jakarta, Anak seringkali ikut-ikutan bicara kasar karena mendengar dari teman-teman bermain di sekitarnya. Kondisi ini kerap membuat para orang tua bingung karena sulit dicegah. Adakah cara untuk mengatasinya?

Menurut psikolog Anna Surti Ariani, MPsi, masalah lingkungan yang berbicara kasar memang menjadi salah satu hal yang membingungkan orang tua. Hal ini karena masalah tersebut dianggap sulit diawasi oleh orang tua secara langsung.

"Kata kasar itu sebenarnya sangat bergantung pada konteks budaya dan pada siapa kita bicara. Di budaya Betawi misalnya, banyak bahasa yang terdengar kasar, padahal budayanya memang demikian," ungkap Nina.

Untuk masalah ini, Nina menganjurkan orang tua untuk menjelaskan pada anak bahwa memang ada kata-kata pada konteks tertentu, yang sebaiknya tidak diucapkan. 

"Yang bisa membedakan dan menilai adalah anak-anak dengan usia besar, tapi untuk anak yang usianya lebih kecil, cukup kenalkan dan arahkan anak pada kata-kata sopan," terangnya.

Jika anak sudah terlanjur mengenal dan mengucapkan kata kasar, Nina menyebutkan orang tua bisa menggunakan 'trik pengabaian'. Trik ini dilakukan dengan orang tua berpura-pura tidak mendengar apa yang diucapkan anak, ketika ia mengucapkan kata-kata kasar.

"Misalnya anak bilang 'kelinci', katakanlah kata kelinci itu kasar, ya sudah kita cool saja, pura-pura tidak dengar pas anak bilang begitu. Kalau dia sudah sebal didiamkan dan bilang kata lain yang kita anggap positif, baru kita dengarkan dan tanggapi. Anak akan mencerna bahwa kata itu tidak baik," ujar Nina.

Bila orang tua justru memarahi anak dan memberikan perhatian negatif pada kata kasar tersebut, anak justru akan terus mengingat kata tersebut dan penasaran untuk mengatakannya lagi. "Ini bagian dari pendidikan sopan santun, bagaimana cara berbicara sesuai konteks," lanjutnya.







sumber: Health.detik.com

No comments:

Post a Comment