Thursday, September 14, 2017

NUTRISI MATERNAL MENENTUKAN MASA DEPAN ANAK


BERBAGI INFO KESEHATAN IBU HAMIL

Nutrisi maternal menentukan masa depan anak"
• Bagaimana mempersiapkan kehamilan yang baik (dari semua sisi dibahas dulu baru masuk fokus yang nutrisinya)
• Berbagai jenis tes kesehatan yang harus diikuti ibu dalam mempersiapkan kehamilan


Memiliki bayi yang sehat merupakan impian setiap wanita hamil. Salah satu proses penting yang menjamin pertumbuhan janin adalah adanya nutrisi yang cukup selama kehamilan berlangsung. Hal ini dapat tercapai melalui pemenuhan kebutuhan nutrisi baik sebelum dan selama masa kehamilan berlangsung. Setelah proses melahirkan, kebutuhan akan nutrisi tetap berlanjut untuk menjamin pembentukan air susu ibu yang berkualitas. 


Kualitas dan kuantitas nutrisi selama kehamilan mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Terdapat peningkatan kebutuhan energi dan nutrien selama kehamilan untuk menjamin proses adaptasi ibu hamil dan pertumbuhan janin yang optimal. Pada kehamilan dengan janin tunggal kebutuhan kalori harian berkisar 27 – 30 kkal/kg berat badan sebelum hamil pada trimester pertama, 30kkal/kg berat badan ditambah 200 – 300 kkal pada trimester dua dan tiga. Adapun komposisi makanan yang direkomendasi Institusi Kesehatan Badan Pangan adalah sama seperti orang dewasa sehat, yaitu 20% kkal berasal dari protein, 30 – 35% kkal berasal dari lemak dan sisanya (45 – 50%) berasal dari karbohidrat.


Kehamilan normal menyebabkan perubahan pada struktur anatomi dan fisiologi yang melibatkan proses metabolik untuk menjamin tumbuh kembang janin dalam rahim, plasenta dan jaringan pada ibu. Perubahan utama yang terjadi pada hemodinamik ibu adalah peningkatan volume plasma darah, curah jantung dan detak jantung saat istirahat serta penurunan tahanan pembuluh darah sistemik. Metabolisme makanan juga turut berubah untuk menjamin tersedianya pasokan nutrisi plasenta dan janin. Adaptasi metabolik yang terjadi pada kehamilan menyebabkan peningkatan berat badan, penumpukan lemak di bahu dan paha, resistensi insulin, hemodilusi, hiperlipidemia dan kecenderungan untuk timbulnya ketosis. Perubahan metabolisme ini merupakan penggunaan glukosa yang lebih cepat sehingga terjadi penurunan kadar gula darah terutama pada paruh akhir kehamilan.


Peningkatan berat badan selama hamil merupakan salah satu tolak ukur pemenuhan kebutuhan nutrisi. Hal ini berbeda pada wanita yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) kurang (<19,8), normal (19,8-26), lebih (26-30) dan obesitas (>30). Peningkatan berat badan selama hamil yang disarankan bagi wanita dengan IMT kurang adalah 12,5 – 18 kg atau 2,3 kg/bulan; IMT normal 11,5 – 16 kg atau 1,8 kg/bulan; IMT lebih 7 – 11,5 kg atau 1,2 kg/bulan; dan obesitas 7 kg atau 0,9 kg/bulan. Pola peningkatan berat badan juga harus sesuai dengan usia kehamilan. Untuk wanita hamil dengan berat badan normal peningkatan berat badan yang disarankan pada trimester awal adalah 0,44 kg/minggu dan 0,5 kg/minggu pada trimester dua atau tiga.



Diet yang seimbang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi seorang wanita hamil. Namun untuk lebih menjamin ambilan vitamin yang adekuat, diperlukan suplementasi vitamin harian selama kehamilan itu berlangsung. Terdapat 5 jenis nutrien yang seringkali tidak terpenuhi dalam pola diet harian, yaitu kalsium, magnesium, zinc, vitamin E dan B6. Penggunaan vitamin dan mineral ini juga dapat mengurangi kejadian persalinan preterm dan berat lahir rendah, terutama bila diberikan sejak awal kehamilan berlangsung. Beberapa vitamin memiliki efek samping merugikan bagi perkembangan janin bila digunakan secara berlebihan, seperti vitamin A bila dosis melebihi 1500 – 3000 mcg atau vitamin D bila dosis melebihi 2000 IU. Berikut ini adalah tabel kebutuhan vitamin yang direkomendasi bagi seorang wanita hamil dan menyusui beserta sumber makanan yang terkandung didalamnya :




Jenis Nutrisi
Tidak Hamil
Hamil
Menyusui
Sumber Makanan
Folat
400 mcg
600 mcg
500 mcg
Hati, sayuran hijau, sereal, jeruk
Tiamin
1,1 mg
1,4 mg
1,5 mg
Daging, kacang-kacangan, sereal, roti
Riboflavin
1,1 mg
1,4 mg
1,6 mg
Telur, daging, hati, sereal, susu
Niasin
14 mg
18 mg
17 mg
Daging, ikan, kacang-kacangan, sereal
Vitamin A
800 mcg
800 mcg
1300 mcg
Sayuran hijau, jeruk, hati
Vitamin B6
1,3 mg
1,9 mg
2 mg
Daging, hati, tepung, ikan, kacang-kacangan, sereal
Vitamin B12
2,4 mcg
2,6 mcg
2,8 mcg
Daging, hati,  telur, ikan, susu
Vitamin C
60 mg
70 mg
95 mg
Tomat, sayuran hijau
Vitamin D
5 mcg
5 mcg
5 mcg
Susu yang diperkaya vitamin D
Vitamin E
8 mg a-TE
10 mg a-TE
12 mg a-TE
Sayuran, rumput laut, sereal
Kalsium
1000 mg
1000 mg
1000 mg
Susu, salmon
Zat Besi
15 mg
30 mg
15 mg
Daging, hati, telur
Magnesium
320 mg
350 mg
310 mg
Kacang-kacangan, sayuran hijau
Fosfor
700 mg
700 mg
700 mg
Daging, telur, ikan, sayur
Zinc
12 mg
15 mg
19 mg
Daging, makanan laut, telur
Energi
2200 kkalori
2500 kkal
2700 kkal
Protein, lemak, karbohidrat
Protein
50 g
60 g
65 g
Daging, telur, ikan, susu
Diambil dari : National Academy of Science, Food and Nutrition Board, Recommended Dietary Allowances
 
Pemberian suplementasi selama kehamilan juga harus memperhatikan pola diet harian tiap individu. Suplementasi kalsium disarankan bagi wanita hamil yang tidak dapat minum susu selama kehamilan oleh sebab tertentu.

Kebutuhan akan zat besi selama kehamilan meningkat, terutama pada trimester kedua dan ketiga. Dosis yang disarankan untuk memenuhi kebutuhan ini adalah sebesar 30 mg/hari sebagai pencegahan terhadap kejadian anemia dalam kehamilan. Apabila telah terjadi anemia maka dosis yang diberikan dapat ditingkatkan sampai dengan 60 – 120 mg/hari. Pemberian suplementasi zat besi ini juga disarankan bersamaan dengan makanan ringan untuk meminimalkan efek samping terhadap saluran cerna dan diberikan secara terpisah dengan suplementasi vitamin mineral lain untuk meningkatkan penyerapannya. Anemia defisiensi besi berhubungan dengan kejadian berat bayi lahir rendah, persalinan preterm dan pertambahan berat badan yang tidak mencukupi selama kehamilan. Risiko perdarahan saat persalinan juga meningkat dengan kejadian anemia. Berdasarkan Centers for Disease Control (CDC) kriteria nilai hemoglobin darah pada trimester pertama dan ketiga tidak kurang dari 11 g/dl dan 10,5 g/dl pada trimester 2. Apabila diperlukan terapi yang cepat untuk meningkatkan kadar zat besi dalam darah, dapat diberikan preparat besi secara intravena. Pada usia kehamilan awal belum kebutuhan akan zat besi belum meningkat bermakna dan dapat ditunda sampai pada trimester dua kehamilan, dengan cara pemberian ini risiko kejadian mual dan muntah pada awal kehamilan juga tidak meningkat.


Terdapat peningkatan kebutuhan kalsium terutama pada trimester tiga kehamilan dengan adanya proses penulangan aktif pada rangka janin. Diet rendah kalsium berhubungan dengan adanya peningkatan tekanan darah selama kehamilan dan persalinan preterm pada wanita hamil berisiko tinggi seperti kehamilan remaja dan kehamilan ganda. Wanita hamil pada usia pertumbuhan (remaja) memerlukan asupan kalsium yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan kehamilan.

Adanya defisiensi zinc menyebabkan rendahnya nafsu makan, pertumbuhan yang tidak optimal dan gangguan proses penyembuhan luka. Apabila hal ini berlangsung kronis, dapat menyebabkan dwarfisme dan hipogonadisme serta mengakibatkan kelainan kulit yang disebut acrodermatitis enteropathica, suatu kelainan bawaan akibat defisiensi zinc. Dosis yang disarankan untuk memenuhi kebutuhan ini adalah 12 mg/hari.


Belum ditemukan adanya kelainan kehamilan yang disebabkan oleh adanya defisiensi magnesium. Magnesium digunakan pada kehamilan terutama apabila terjadi komplikasi preeklampsia berat, yaitu peningkatan tekanan darah disertai keluarnya protein melalui urin pada kehamilan. Suatu penelitian menyatakan adanya efek protektif magnesium terhadap kejadian cerebral palsy dan retardasi mental pada bayi dengan berat lahir sangat rendah. Pemberian magnesium pada masa sebelum hamil tidak memberikan perbedaan bermakna kecuali pada keadaan tertentu seperti yang disebutkan sebelumnya.

Asam folat merupakan salah satu nutrisi penting yang diperlukan pada kehamilan. Disarankan bagi setiap wanita yang merencanakan kehamilan untuk memenuhi kebutuhan akan zat ini sebagai tindakan pencegahan kelainan susunan saraf pusat (neural tube defects = NTDs) pada janin. Kelainan ini dapat dicegah dengan pemberian 400 mcg asam folat pada masa sebelum hamil. Kebutuhan ini tidak selalu dapat terpenuhi dengan pola diet biasa, dan disarankan untuk mengkonsumsi tambahan asam folat selama masa awal kehamilan. Pada wanita hamil dengan riwayat kelainan tersebut sebelumnya, dosis pemberian asam folat yang disarankan meningkat sampai dengan 4 mg/hari selama satu bulan sebelum kehamilan dan masa 3 bulan awal (trimester pertama) kehamilan. Pemberian asam folat ini disarankan secara terpisah dan tidak sebagai tablet multivitamin.

Kebutuhan akan vitamin secara umum meningkat pada masa kehamilan (sesuai dengan tabel) dan hal ini dapat dipenuhi dengan pemberian multivitamin. Hal penting yang harus diingat adalah pemberian multivitamin secara berlebih tidak bermanfaat karena memiliki potensi efek merugikan dalam kehamilan. Pemberian multivitamin dosis tinggi diperlukan hanya pada kondisi tertentu seperti adanya kelainan atau penyakit kronis pada ibu.

Kebiasaan lain yang sering dijumpai adalah meminum kopi. Kafein yang terkandung dalam kopi hanya akan menimbulkan kelainan mutasi  bila ada paparan radiasi atau bahan kimia lain yang terjadi selama kehamilan. Keguguran spontan hanya terjadi apabila kadar kafein darah sangat tinggi. Disarankan untuk tidak meminum kopi lebih dari 3 cangkir per harinya, atau tidak lebih dari 300 mg kafein per hari.


Pemantauan kebutuhan nutrisi selama kehamilan


Penelitian saat ini telah banyak berkembang dalam hal menentukan kebutuhan ideal akan protein, kalori, vitamin dan mineral bagi wanita hamil dan janinnya. Bagi tenaga kesehatan yang berhubungan dengan pemantauan kebutuhan nutrisi disarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini :


1.       Secara umum, sarankan wanita hamil untuk makan dengan pola diet seimbang, sesuai dengan keinginannya.

2.       Pada wanita hamil golongan sosioekonomi rendah, diperlukan skala prioritas makanan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan nutrisi akan kehamilannya.

3.       Pantau peningkatan berat badan, dengan rata-rata 11,5 – 16 kg selama kehamilan pada wanita dengan indeks massa tubuh yang normal.

4.       Lakukan penilaian berkala asupan makanan dengan menanyakan pola makan wanita hamil yang bersangkutan

5.       Pemberian zat besi minimal 27 mg per hari dan suplementasi asam folat sebelum dan pada masa awal kehamilan.
Periksakan kadar konsentrasi hematokrit atau hemoglobin pada usia hamil 28 – 32 minggu untuk mendeteksi adanya penurunan bermakna selama kehamilan.


Setelah masa kehamilan berlangsung, seorang wanita akan memasuki masa laktasi. Berdasarkan tabel di atas kebutuhan akan nutrisi tidak berkurang, bahkan semakin meningkat. Sangat disarankan bagi wanita menyusui untuk memperhatikan kualitas asupan makanan untuk menjamin produksi ASI yang berkualitas bagi janinnya.






Daftar Pustaka
1.    Luke Barbara; Maternal Nutrition dalam Clinical Obstetrics, The Fetus and Mother; 3rd ed; 2007; Ch.36 p. 645 – 50
2.    Gunderson EP; Nutrition During Pregnancy for Physically Active Woman; Clinical Obstetrics and Gynecology; 46(2); 390-402; 2003.
3. Mukhopadhyay A, et.al; Daily versus intermittent iron supplementation in pregnant women: Hematological and pregnancy outcome;J.Obstet.Gynaecol; 30(6); 409-417; 2004.
4.     Al Ragip A, et.al; Intravenous versus oral Iron for Treatment of Anemia in Pregnancy; Obstetrics & Gynecology; 106(6); 1335-1240; 2005
5.     Ali SA, Economides DL; Folic Acid supplementation; Current Opinion in Obstetrics and Gynecology; 507-512; 2000.
6.    Mackey AD, Picciano MF; Maternal folate status during extended lactation and the effect of supplemental folic acid; Am J Clin Nutr; 69; 285-292; 1999.
7.    Cunningham FG et.al; Prenatal Care, Williams Obstetrics; 22nd ed; Ch.8; 213 – 224; 2005.

No comments:

Post a Comment