Foto: Pembongkaran makam fiktif/ Nugroho Tri Laksono/detikcom
Jakarta - Seorang petugas pemakaman di TPU Pondok Ranggon, Cipayung Jakarta Timur, Minhar (51) bercerita mengenai jual beli makam fiktif di TPU Pondok Ranggon, Jakarta timur. Minhar mengungkapkan, transaksi makam palsu itu melibatkan mantan PNS DKI berinisial S yang dulu sempat menjabat sebagai pengurus pemakaman.
"Makam itu dibeli sejak 2013 sama Pak S, dan yang beli itu BS ada 2 makam yang dibeli, blok makamnya ada di paling bawah sana dan paling depan. Pak S itu dulu PNS sini, tapi sudah meninggal," ujar Minhar kepada detikcom, di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (25/7/2016).
Minhar mengatakan, makam yang dibeli BS terletak di bagian blok yang paling depan dan belakang. BS disebut membeli makam tersebut seharga 7,5 juta permakam. Namun Minhar mengaku tidak tahu saat ditanya mengenai cara pembayaran dan siapa yang terlibat pada saat itu. Dirinya juga membantah menerima uang tersebut.
"Saya enggak tau urusan uang itu, saya tugasnya Ngurusin makam. Kalo siapa saja yang terlibat saya juga gak tahu kan pengurus makam di sini bukan puluhan, tapi ratusan. Kerjaan saya kan bukan ngawasi orang, tapi urusin makam doang," ujar Minhar.
Tak hanya itu Minhar juga mengungkapkan keberadaan empat makam fiktif di TPU Pondok Ranggon yang sore tadi baru dibongkar. Dia yakin gundukan yang menyerupai makam tanpa nisan ini merupakan makam palsu.
"Kalau empat makam ini dulunya merupakan jalanan, nah ada gundukan ini saya gak tau siapa yang membuat gundukan ini. Saya yakin ini kosong enggak ada isinya, soalnya saya tahu persis," katanya.
Sementara Kepala Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Timur, Christian Tamora Hutagalung merasa kesulitan dalam menelusuri oknum yang terlibat dalam pembuatan makam fiktif.
"Mereka tidak ada yang mengaku. Kalo ketemu makam fiktif ya langsung kami bongkar saja," katanya.
"Makam itu dibeli sejak 2013 sama Pak S, dan yang beli itu BS ada 2 makam yang dibeli, blok makamnya ada di paling bawah sana dan paling depan. Pak S itu dulu PNS sini, tapi sudah meninggal," ujar Minhar kepada detikcom, di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (25/7/2016).
Minhar mengatakan, makam yang dibeli BS terletak di bagian blok yang paling depan dan belakang. BS disebut membeli makam tersebut seharga 7,5 juta permakam. Namun Minhar mengaku tidak tahu saat ditanya mengenai cara pembayaran dan siapa yang terlibat pada saat itu. Dirinya juga membantah menerima uang tersebut.
"Saya enggak tau urusan uang itu, saya tugasnya Ngurusin makam. Kalo siapa saja yang terlibat saya juga gak tahu kan pengurus makam di sini bukan puluhan, tapi ratusan. Kerjaan saya kan bukan ngawasi orang, tapi urusin makam doang," ujar Minhar.
Tak hanya itu Minhar juga mengungkapkan keberadaan empat makam fiktif di TPU Pondok Ranggon yang sore tadi baru dibongkar. Dia yakin gundukan yang menyerupai makam tanpa nisan ini merupakan makam palsu.
"Kalau empat makam ini dulunya merupakan jalanan, nah ada gundukan ini saya gak tau siapa yang membuat gundukan ini. Saya yakin ini kosong enggak ada isinya, soalnya saya tahu persis," katanya.
Sementara Kepala Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Timur, Christian Tamora Hutagalung merasa kesulitan dalam menelusuri oknum yang terlibat dalam pembuatan makam fiktif.
"Mereka tidak ada yang mengaku. Kalo ketemu makam fiktif ya langsung kami bongkar saja," katanya.
No comments:
Post a Comment