Cardiovascular Actions of Insulin
Ranganath
Muniyappa, Monica Montagnani, Kwang Kon Koh, and Michael J. Quon
Endocrine
Reviews 28(5):463–491,2007
Reseptor insulin diekspresikan
pada setiap sel di seluruh tubuh. Terdapat jalur transduksi sinyal aksi
metabolic klasik insulin untuk ambilan glukosa di otot rangka dan jaringan
adipose melalui translokasi transporter glukosa insulin (GLUT 4).
Pada keadaan
resistensi insulin terdapat gangguan jalur sinyal insulin pada jalur metabolic
dan jaringan kardiovaskular yang menimbulkan disfungsi endotel. Terdapat
beberapa mekanisme yang termasuk didalamnya glukotoksisitas, lipotoksisitas,
dan inflamasi yang menandakan adanya sinergi antara resistensi insulin dan
disfungsi endotel yang menjelaskan adanya hubungan antara kelainan metabolic
dan penyakit kardiovaskular yang dikenal sebagai sindroma metabolic.
Jalur sinyal insulin yang
mengatur fisiologi kardiovaskular
Adanya ikatan spesifik insulin
pada permukaan sel akan menginisiasi kompleks transduksi sinyal yang mengatur
beberapa fungsi sel. Reseptor insulin merupakan reseptor tirosin kinase yang
memfosforilasi substrat intraseluler yang kemudian membentuk protein sebagai
molekul sinyal.
Fosforilasi tirosin akan membentuk ikatan homolog Src (SH2)
dengan berbagai efektornya termasuk fosfatidil inositol 3 –kinase dan Grb-2.
IP3K merupakan heterodimer yang terdiri dari subunit p85 sebagai regulator dan
subunit p110 sebagai katalis.
Terdapat berbagai isoform dari p85 dan p110. Saat
domain SH2 subunit 85 berikatan dengan tirosin yang terfosforilasi, akan
terjadi aktivasi katalitik p110 yang membentuk produk lipid dari fosfatidil
inositol 3,4,5 trifosfat dari fosfatidil inositol 4,5 bifosfat. PIP3 berikatan
dengan domain homologi pleckstrin di domain fosfatidiinositil protein kinase
(PDK-1) yang menimbulkan fosforilasi dan aktivasi fosforilasi serin threonin
kinase termasuk Akt dan isoform protein kinase atipik C (PKC).
Kaskade
fosforilasi serine threonine kinase ini merupakan salah satu jalur utama aksi
metabolik insulin.
Peran endotel pada homeostasis vascular
Endotel merupakan lapisan selapis
yang mampu memberikan respon terhadap sinyal yang kemudian mengatur tonus
vascular, adhesi molekul, resistensi trombosit, proliferasi sel otot polos, dan
inflamasi dinding pembuluh darah.
Peran endotel pertama kali diketahui dalam
pengaturan tonus vascular melalui produksi mediator vasoaktif seperti
bradikinin dan thrombin.
Hal ini
memegang peranan dalam keseimbangan oksigenasi dan pemenuhan kebutuhan
metabolic jaringan melalui tonus dan diameter vascular serta perubahan struktur
dan perfusi organ.
Nitric oxide merupakan senyawa
yang dibentuk dari L-arginin melalui enzim endothelial NO synthase (eNOS)
dengan adanya kofaktor seperti tetrahidrobiopterin. Gas ini berdifusi melalui
otot polos vascular dan mengaktifkan guanilat siklase yang menimbulkan
vasodilatasi melalui jalur cGMP. Enzim
ini juga teraktivasi oleh adanya molekul sinyal seperti bradikinin, adenosine,
VEGF (sebagai respon terhadap hipoksia) dan serotonin yang dilepaskan saat
agregasi trombosit.
Adanya
hiperpolarisasi otot polos vaskuler juga dimediasi oleh jalur NO-independen
dengan meningkatkan konduktansi kalium dan rangsangan depolarisasi yang menjaga
tonus vasodilatasi. Prostasikilin merupakan salah satu vasodilator endothelium
yang juga tidak berhubungan dengan NO.
Modulasi
endothelium tidak hanya melalui pelepasan senyawa vasodilator, tetapi juga
melalui peningkatkan tonus konstriksi melalui endotelin dan prostanoid
vasokonstriktor serta konversi angiotensin I menjadi angiotensin II di
permukaan endotel. Zat vasokonstriktor ini terutama bersifat local, namun juga
dapat menimbulkan efek sistemik dan memiliki peranan dalam regulasi struktur
arteri dan remodeling.
Pada keadaan vascular normal, NO
memegang peranan penting untuk menginhibisi inflamasi, proliferasi sel dan
thrombosis. Terjadi penurunan aktivitas biologis melalui s-nitrosilasi residu
sistein. Protein target yang terlibat adalah faktor transkripsi NFkb, protein
control siklus sel dan protein yang meningkatkan tissue factor. Selain itu NO
juga membatasi fosforilasi oksidatif di mitokondria.
Disfungsi endotel dapat dipandang
sebagai adanya aktivasi endothelial yang menimbulkan penyakit arteri dalam
kondisi tertentu. Aktivasi endotel menggambarkan perubahan fenotip quiescent
menjadi host defense response.
Perubahan dasar yang melibatkan proses ini adalah perubahan jalur sinyal NO.
Adanya ROS dengan enzim superokside dismutase akan menimbulkan hydrogen
peroksida yang berdifusi dan bereaksi dengan sistein kemudian mempengaruhi
fungsinya.
Terjadi fosforilasi faktor transkripsi, induksi remodeling kromatin
inti dan transkripsi gen dan aktivasi protease. Hal ini dikenal sebagai eNOS uncoupling dan apabila tidak terdapat
kofaktor tetrahidrobiopterin akan menimbulkan pembentukan superoksida, atau
bila terjadi defisiensi L-arginine akan menimbulkan hydrogen peroksida. Hal ini
menggambarkan peran eNOS sebagai enzim sentral yang mengatur homeostasis
endothelial.
Deanfield
JE, Halcox JP, Rabelink TJ; Endothelial Function and Dysfunction Testing and
Clinical Relevance; Circulation 2007; 112;1285-1295
DOI:10.1161/CIRCULATIONAHA.106.652859.
Itulah sedikit artikel tentang INSULIN semoga bermanfaat,
terima kasih telah mampir di blog ini.
No comments:
Post a Comment